Ø Nama : Rixvan Afgani
Ø NIM : 121211431084
Review Buku Pemikiran Karl Marx
(Dari Sosialisme Utopis ke
Perselisihan Revesionisme)
Karl Heinrich Marx lahir di Trier, distrik Moselle, Prussian
Rhineland, Jerman pada tanggal 15 Mei 1818, dikenal sebagai pelopor ideologi
sosialis. Marx tumbuh di tengah pergolakan politik yang dikuasai oleh kekuatan
kapitalis para Borjuis yang menentang kekuasaan aristokrasi feodal dan membawa
perubahan hubungan sosial. Meskipun memperjuangkan kelas orang-orang tertindas
sebagai referensi empiris dalam mengembangkan teori filsafatnya, namun ia lebih
dikenal sebagai peletak dasar ideologi komunis. Bersama dengan sahabat
karibnya, Friederich Engels, tahun 1847 mereka menerbitkan buku Communist
Manifesto, buku yang menjadi bacaan dunia dan menjadi referensi utama lahirnya
negara-negara berideologi komunis seperti Uni Sovyet dibawah pimpinan Lenin dan
China yang dipimpin oleh Mao Tse-Tung. Marx meninggal di London pada 13 Maret
1883, sebelum ia menyelesaikan dua jilid terkhir dari bukunya yang sangat
populer, Das Kapital yang diterbitkan pada tahun 1867. Kedua jilid lanjutan
yang belum rampung tersebut diselesaikan oleh sahabatnya Friederich Engels yang
dirujuknya dari catatan-catatan dan naskah peninggalan Marx.
Sebagai sebuah ideologi perjuangan politis, “Marxisme” menyemangati
sebagian besar gerakan buruh sejak akhir abad ke-19 dan dalam abad ke-20
mendasari kebanyakan gerakan pembebasan sosial. Akan tetapi, pada akhir abad
ke-19 terjadi sesuatu terhadap pemikiran Karl Marx, yang waktu itu sebagai
“Marxisme”, bahwa “Marxisme” sudah menjadi acuan perjuangan kaum buruh. Di
Rusia, seorang penganut muda sosialisme mengadopsi Marxisme sebagai bagian
integral dalam ideologi revolusioner menyeluruh sebuah gerakan yang akan
menjadi sistem kekuasaan totaliter paling dahsyat yang dikenal oleh umat
manusia sampai sekarang. Pemuda itu bernama Wladimir Ilyic Ulyanow, alias Lenin,
dan gerakannya kemudian dikenal sebagai “komunisme”. “Marxisme” menjdi kekuatan
mondial melalui “Marxisme Leninnisme”, ideology resmi partai dan sistem
kekuasaan komunis internasional. Banyak orang yang mengira bahwa komunisme dan
marxisme adalah sama, tetapi sebenarnya itu adalah berbeda. Komunisme adalah
gerakan dan kekuatan politik partai-partai komunis yang sejak revolusi Oktober
1917 di bawah pimpinan Lenin menjadi kekuatan politis dan ideologi
internasional. Komunisme juga dipakai untuk ajaran komunis dan
“Marxisme-Leninisme” yang merupakan ajaran atau ideologi resmi komunisme.
Istilah marxisme sendiri adalah sebutan bagi pembakuan ajaran resmi Karl Marx
yang terutama dilakukan oleh temanya Friedrich Engels dan tokoh teori Marxis,
Karl Kautsky. Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya ruwet dan sulit
dimengerti, disederhanakn agar cocok sebagai ideologi perjuangan kaum buruh.
Walaupun menurut Georg Lukacs, Marxisme Klasik adukan Engel-Kautsky itu
menyimpang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Marx. Karena itu, apabila
kita ingin mengenali apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Marx, kita tidak boleh
berfokus pada “Marxisme” melainkan harus menelusuri proses perkembangannya.
Karl Marx banyak menulis buku. Di antara sekian banyak buku yang ditulisnya, istilah kunci Marx adalah “keterasingan”. Yang menjadi pertanyaan Marx adalah di mana ia harus mencari sumber keterasingan itu. Jawabannya ditemukan sesudah berjumpa dengan kaum sosialis radikal di Paris. Di Paris, Marx menjadi yakin bahwa keterasingan paling dasar berlangsung dalam proses pekerjaan manusia. Sebenarnya pekerjaan adalah kegiatan di mana manusia justru menemukan identitasnya. Tetapi sistem hak milik pribadi kapitalis menjungkirbalikkan makna pekerjaan menjadi sarana eksploitasi. Melalui pekerjaan, manusia tidak menemukan melainkan mengasingkan diri. Hal itu karena sistem hak milik pribadi membagi masyarakat ke dalam para pemilik yang berkuasa dan para pekerja yang terekspoitasi. Manusia hanya akan terbebas apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus melalui revolusi kaum buruh. Karena itu Marx semakin memusatkan perhatiannya pada syarat-syarat penghapusan hak milik pribadi . Marx mengklaim bahwa sosialismenya adalah sosialisme ilmiah yang tidak hanya ddorong oleh cita-cita moral, melainkan berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang hokum-hukum perkembangan masyarakat. Dengan demikian pendekatan Marx berubah dari yang bersifat murni filosofi menjadi semakin sosiologis. Sosialisme ilmiah itu disebut Marx sebagai dialektika antara perkembangan bidang ekonomi di satu pihak dan struktur kelas-kelas sosial di pihak lain. Faktor yang menentukan sejarah bukanlah politik atau ideologi, melainkan ekonomi. Perkembangan dalam cara produksi lama kelamaan akan membuat struktur-struktur hak milik lama menjadi hambatan kemajuan. Dalam situasi ini akan timbul revolusi sosial yang melahirkan bentuk masyarakat yang lebih tinggi.
Sekitar tahun 1843, di Paris, Marx menemukan pemikiran baru. Yaitu pemikiran sosialis. Cita-cita sosialisme sudah dicetuskan jauh sebelum Marx mulai memikirkan revolusi proletariat. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Theimer, gagasan bahw akekayaan dunia ini merupakan milik semua, bahw apemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi. Pemilikan bersama menurut ajaran ini akan menciptakan dunia lebih baik, membuat sama situasi ekonomis semua orang, meniadakan perbedaan antara miskin dan kaya, menggantikan usaha mengejar keuntungan pribadi dengan kesejahteraan umum. Dengan demikian sumber segala keburukan sosial akan dihilangkan, tidak akan ada perang lagi, semua orang akan menjadi saudara.”
Karl Marx banyak menulis buku. Di antara sekian banyak buku yang ditulisnya, istilah kunci Marx adalah “keterasingan”. Yang menjadi pertanyaan Marx adalah di mana ia harus mencari sumber keterasingan itu. Jawabannya ditemukan sesudah berjumpa dengan kaum sosialis radikal di Paris. Di Paris, Marx menjadi yakin bahwa keterasingan paling dasar berlangsung dalam proses pekerjaan manusia. Sebenarnya pekerjaan adalah kegiatan di mana manusia justru menemukan identitasnya. Tetapi sistem hak milik pribadi kapitalis menjungkirbalikkan makna pekerjaan menjadi sarana eksploitasi. Melalui pekerjaan, manusia tidak menemukan melainkan mengasingkan diri. Hal itu karena sistem hak milik pribadi membagi masyarakat ke dalam para pemilik yang berkuasa dan para pekerja yang terekspoitasi. Manusia hanya akan terbebas apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus melalui revolusi kaum buruh. Karena itu Marx semakin memusatkan perhatiannya pada syarat-syarat penghapusan hak milik pribadi . Marx mengklaim bahwa sosialismenya adalah sosialisme ilmiah yang tidak hanya ddorong oleh cita-cita moral, melainkan berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang hokum-hukum perkembangan masyarakat. Dengan demikian pendekatan Marx berubah dari yang bersifat murni filosofi menjadi semakin sosiologis. Sosialisme ilmiah itu disebut Marx sebagai dialektika antara perkembangan bidang ekonomi di satu pihak dan struktur kelas-kelas sosial di pihak lain. Faktor yang menentukan sejarah bukanlah politik atau ideologi, melainkan ekonomi. Perkembangan dalam cara produksi lama kelamaan akan membuat struktur-struktur hak milik lama menjadi hambatan kemajuan. Dalam situasi ini akan timbul revolusi sosial yang melahirkan bentuk masyarakat yang lebih tinggi.
Sekitar tahun 1843, di Paris, Marx menemukan pemikiran baru. Yaitu pemikiran sosialis. Cita-cita sosialisme sudah dicetuskan jauh sebelum Marx mulai memikirkan revolusi proletariat. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Theimer, gagasan bahw akekayaan dunia ini merupakan milik semua, bahw apemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi. Pemilikan bersama menurut ajaran ini akan menciptakan dunia lebih baik, membuat sama situasi ekonomis semua orang, meniadakan perbedaan antara miskin dan kaya, menggantikan usaha mengejar keuntungan pribadi dengan kesejahteraan umum. Dengan demikian sumber segala keburukan sosial akan dihilangkan, tidak akan ada perang lagi, semua orang akan menjadi saudara.”
Kata sosialisme sendiri muncul di Perancis sekitar tahun 1830,
begitu juga kata komunisme. Kedua kata ini semula sama artinya, tetapi segera
komunisme dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal, yang menuntut
penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan
keadaan komunis itu bukan dari kebaikan pemerintah, melainkan semata-mata dari
perjuangan kaum terhisap sendiri. Marx dan Engels semula menyebutkan diri
komunis, tetapi kemudian lebih suka denagn kata sosialis.
Di dalam buku ini menjelaskan tokoh-tokoh yang mempengaruhi cara berpikir Marx. Yaitu : Babeuf yang menyatakan bahwa nilai teringgi adalah kesamaan. Pengikut Babeuf menyatakan bahwa mereka akan membuktikan bahwa tanah dan bumi bukan milik pribadi melainkan milik semua. Dan mereka akan membuktikan bahwa apa yang diambil darinya oleh seseorang melebihi kebutuhan makannya merupakan pencurian terhadap masyarakat. Saint-Simon yang terkenal dengan kritikannya yang keras terhadap keadaan terlantar kaum buruh dan tuntutan emansipasi proletariat. Ia juga yakin bahwa tujuan sejarah adalah kemajuan dan kemajuan akan membawa perbaikan nasib orang banyak. Saint-Simon adalah apa yang sekarang disebut teknokrat. Robert Owen yang berargumentasi bahwa reformasi itu tidak hanya menguntungkan bagi kaum buruh, melainkan juga bagi kaum kapitalis sendiri dan seluruh masyarakat. Owen juga memperjuangkan perundangan sosial yang maju, seperti perlindungan pekerja, pembatasan pekerjaan anak-anak, dan diadakannya inspeksi berkala oleh negara. Fourier yang benci pada segala gagasan revolusioner. Pendekatannya teknokrasi. Menurutnya kemerelatan dan penghisapan kaum buruh serta krisis-krisis ekonomi merupakan akibat organisasi pekerjaan dan pertukaran dalam masyarakat yang salah. Jadi, organisasi itulah yang harus direformasi.Cabet menyebarluaskan cita-cita komunisme yang tidak revolusioner. Ia mendasarkan diri pada tadisi kristiani dan ajaran Yesus yang dianggapnya seorang komunis. Revolusi dan konspirasi sebagaimana diusahakan oleh Babouvisme ditolaknya karena akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan daripada kebahagiaan. Blanqui adalah seorang revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Dalam lingkungan Marxisme Blanquisme dipahami sebagai kebijakan yang ingin memenangkan sosialisme melalui pemberontakan bersenjata kelompok-kelompak kecil sebelum mayoritas rakyat berkembang menjadi prolektariat industry. Menurut Blanqui kelompok-kelompok kecil dapat menjadi perintis yang dapat mencapai sosialisme dengan lebih cepat. Marxisme menolak anggapan ini sebagai voluntarsioner revolusioner yang mau menggantikan syarat-syarat objektif revolusi dengan kehendak subjektif sang revolusioner. Weitling yang mempunyai gagasan lebih berupa khotbah tenatng keadilan dan tentang keharusan memberontak melawan kaum tiran daripada suatu analisis di sekitar situasi kaum buruh. Menurutnya, umat manusia melalui tiga tahap dalam sejarahnya. Semula di zaman emas, belum ada hak milik pribadi.Tahap kedua umat manusia adalah masa hak milik pribadi. Untuk menciptakan keadilan kita perlu masuk ke dalam tahap ketiga yaitu masa komunisme, di mana hak milik pribadi harus dihapus, segala kekayaan harus dimiliki oleh semua dan semua orang harus bekerja. Proudhon, yang berpikir praktis dan menyadari bahwa reformasi masyarakat harus mendasarkan diri pada ilmu ekonomi. Ia menolak komunisme dan sosialisme negara. Ia berpendapat bahwa ada sebuah tatanan masyarakat yang alami dan bahwa manusia sejak kelahirannya memiliki hak-hak azazi tertentu. Yaitu hak atas kebebasan, kesamaan, dan kedaulatan pribadi. Blanc yang percaya bahwa semau manusia pada dasarnya baik dan menjadi jelek karena persaingan. Blanc adalah pendahulu gerakan sosial demokrasi dan antirevolusioner. Hess, berpendapat bahwa umat manusia sedang masuk ke dalam perkembangannya di mana manusia dan Alloh, roh dan alam menyatu kembali. Apabila agama-agama kembali ke asal-usul bersama mereka, uamt manusia akan mengalami pembebasan. Gagasan terpenting dari Hess adalah filsaat kemanusiaan sebagaimana dipaparkan oleh Feuerbach menuntut sosialisme sebagai implikasi politis. Dengan demikian Hess menjadi jembatan antara humanisme filosofis Feuerbach dan aktivisme revolusioner Marx. Komunisme harus dicapai melalui revolusi sosial yang akan menjadi akibat dari semakin lebarnya jurang yang menganga antara akumulasi kekayaan oleh kaum pemilik dan kemiskinan rakyat. Hal terpenting dari anggapan Hess adalah revolusi sosial lebih penting daripada revolusi politik.
Di dalam buku ini menjelaskan tokoh-tokoh yang mempengaruhi cara berpikir Marx. Yaitu : Babeuf yang menyatakan bahwa nilai teringgi adalah kesamaan. Pengikut Babeuf menyatakan bahwa mereka akan membuktikan bahwa tanah dan bumi bukan milik pribadi melainkan milik semua. Dan mereka akan membuktikan bahwa apa yang diambil darinya oleh seseorang melebihi kebutuhan makannya merupakan pencurian terhadap masyarakat. Saint-Simon yang terkenal dengan kritikannya yang keras terhadap keadaan terlantar kaum buruh dan tuntutan emansipasi proletariat. Ia juga yakin bahwa tujuan sejarah adalah kemajuan dan kemajuan akan membawa perbaikan nasib orang banyak. Saint-Simon adalah apa yang sekarang disebut teknokrat. Robert Owen yang berargumentasi bahwa reformasi itu tidak hanya menguntungkan bagi kaum buruh, melainkan juga bagi kaum kapitalis sendiri dan seluruh masyarakat. Owen juga memperjuangkan perundangan sosial yang maju, seperti perlindungan pekerja, pembatasan pekerjaan anak-anak, dan diadakannya inspeksi berkala oleh negara. Fourier yang benci pada segala gagasan revolusioner. Pendekatannya teknokrasi. Menurutnya kemerelatan dan penghisapan kaum buruh serta krisis-krisis ekonomi merupakan akibat organisasi pekerjaan dan pertukaran dalam masyarakat yang salah. Jadi, organisasi itulah yang harus direformasi.Cabet menyebarluaskan cita-cita komunisme yang tidak revolusioner. Ia mendasarkan diri pada tadisi kristiani dan ajaran Yesus yang dianggapnya seorang komunis. Revolusi dan konspirasi sebagaimana diusahakan oleh Babouvisme ditolaknya karena akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan daripada kebahagiaan. Blanqui adalah seorang revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Dalam lingkungan Marxisme Blanquisme dipahami sebagai kebijakan yang ingin memenangkan sosialisme melalui pemberontakan bersenjata kelompok-kelompak kecil sebelum mayoritas rakyat berkembang menjadi prolektariat industry. Menurut Blanqui kelompok-kelompok kecil dapat menjadi perintis yang dapat mencapai sosialisme dengan lebih cepat. Marxisme menolak anggapan ini sebagai voluntarsioner revolusioner yang mau menggantikan syarat-syarat objektif revolusi dengan kehendak subjektif sang revolusioner. Weitling yang mempunyai gagasan lebih berupa khotbah tenatng keadilan dan tentang keharusan memberontak melawan kaum tiran daripada suatu analisis di sekitar situasi kaum buruh. Menurutnya, umat manusia melalui tiga tahap dalam sejarahnya. Semula di zaman emas, belum ada hak milik pribadi.Tahap kedua umat manusia adalah masa hak milik pribadi. Untuk menciptakan keadilan kita perlu masuk ke dalam tahap ketiga yaitu masa komunisme, di mana hak milik pribadi harus dihapus, segala kekayaan harus dimiliki oleh semua dan semua orang harus bekerja. Proudhon, yang berpikir praktis dan menyadari bahwa reformasi masyarakat harus mendasarkan diri pada ilmu ekonomi. Ia menolak komunisme dan sosialisme negara. Ia berpendapat bahwa ada sebuah tatanan masyarakat yang alami dan bahwa manusia sejak kelahirannya memiliki hak-hak azazi tertentu. Yaitu hak atas kebebasan, kesamaan, dan kedaulatan pribadi. Blanc yang percaya bahwa semau manusia pada dasarnya baik dan menjadi jelek karena persaingan. Blanc adalah pendahulu gerakan sosial demokrasi dan antirevolusioner. Hess, berpendapat bahwa umat manusia sedang masuk ke dalam perkembangannya di mana manusia dan Alloh, roh dan alam menyatu kembali. Apabila agama-agama kembali ke asal-usul bersama mereka, uamt manusia akan mengalami pembebasan. Gagasan terpenting dari Hess adalah filsaat kemanusiaan sebagaimana dipaparkan oleh Feuerbach menuntut sosialisme sebagai implikasi politis. Dengan demikian Hess menjadi jembatan antara humanisme filosofis Feuerbach dan aktivisme revolusioner Marx. Komunisme harus dicapai melalui revolusi sosial yang akan menjadi akibat dari semakin lebarnya jurang yang menganga antara akumulasi kekayaan oleh kaum pemilik dan kemiskinan rakyat. Hal terpenting dari anggapan Hess adalah revolusi sosial lebih penting daripada revolusi politik.
Selama di Berlin, setelah pindah dari Trier, Marx sangat terkesan
dengan filsafat Hegel yang menyatakan bahwa filsafat politik Hegel menempatkan
rasionalitas dan kebebasan sebagai nilai tertinggi. Tetapi juga Marx sangat
terganggu oleh inconsistency : mengapa masyarakat yang nyata, masyarakat
Prussia, kebalikan dari masyarakat rasional dan bebas seperti yang dipikrkan
Hegel. Ternyata jawaban Marx dan teman-temannya ialah Hegel hanya merumuskan
pikiran. Yang masih diperlukan Hegel adalah pikiran itu menjdai kenyataan.
Dengan kata lain, teori harus menjadi praktis. Pemikiran harus menjadi unsure
pendororng perubahan sosial. Dua hal yang menjadi cita-cita Karl Marx adalah
kemerdekaan dan kemerdekaan dapat diwujudkan secara nyata, filsafat harus
menjadi kekuatan praktis-revolusioner.
Filsafat Hegel sendiri adalah ungkapan suatu keterasingan manusia dari dirinya sendiri. Keterasingan itu menurut Feuerbach terungkap dalam agama. Marx menerima interpretasi itu, tetapi nmenunjukan bahwa agam merupakan keterasingan sekunder. Keterasingan primer adalah keterasingan manusia individual dari hakikatnya yang sosial sebagaimana terungkap dalam dalam individualsme modern. Tanda keterasingan manusia dari sifatna yang sosial adalah eksistensi negara sebagai lembaga represi. Proletariat sebagai kelas yang memiliki potensi untuk berevolusi dan menghancurkan keterasingan itu.
Filsafat Hegel sendiri adalah ungkapan suatu keterasingan manusia dari dirinya sendiri. Keterasingan itu menurut Feuerbach terungkap dalam agama. Marx menerima interpretasi itu, tetapi nmenunjukan bahwa agam merupakan keterasingan sekunder. Keterasingan primer adalah keterasingan manusia individual dari hakikatnya yang sosial sebagaimana terungkap dalam dalam individualsme modern. Tanda keterasingan manusia dari sifatna yang sosial adalah eksistensi negara sebagai lembaga represi. Proletariat sebagai kelas yang memiliki potensi untuk berevolusi dan menghancurkan keterasingan itu.
Dalam buku The Germany Ideology yang disusun bersama Engels, Marx
mengklaim bahwa ia menemukan hukum yang mengatur perkembanagan masyarakat dan
sejarah, dan hukum itu adalah prioritas utama bidang ekonomi yang biasa disebut
sebagai pandangan sejarah yang materialistik. Bidang ekonomi menentukan bidang
politik dan pemikiran manusia, bahwa bidang ekonomi ditentukan oleh
pertentangan atara kelas-kelas pekerja dan kelas-kelas pemilik, bahwa
pertentangan itu dipertaam oleh kemajuan teknik produksi, dan bahwa pertetangan
itu akhirnya meledak dalam sebuah revolusi yang mengubah struktur kekuasaan di
bidang ekonomiserte mengubah struktur kenegaraan dan gaya manusia berpikir.
Kapitalisme pun berakhir dalam sebuah revolusi, tetapi revolusi itu berbeda
dari semua revolusi sebelumnya, akan mengahapus perpecahan masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang salig bertentanga. Dengan demikian, menghapus hak milik
pribadi dan menghasilkan masyarakat yang sosialis. Untuk membuktikan kebenaran
ramalannya tentang kehancuran kapitalis dan keniscayaan sosialisme, kemudian
diluncurkan buku Das Kapital, buku kedua dan ketiganya baru diluncurkan oleh
Engels setelah Marx meninggal. Selain Hegel dan Engels, Marx juga merasa kagum
sekaligus memberikan kritik terhadap filsafat yang diungkapkan oleh Feuerbach.
Dalam urusan agama, Feuerbach manggap bahwa filsafat agama Hegel itu hanya
memutarbalikka kenyataan. Hegel member kesan seakan-akan yang nyata adalah
Alloh (yang jelas tidak terlihat) dan manusia (yang terlihat) sebagai
wayangnya. Bukan manusia itu pikiran Alloh melainkan Alloh adalah pikiran
manusia. Inti kritik Feuerbach terhadap hakikat filsafat Hegel sebenarnya hanyalah
kepercayaan agama yang terselubung.
Marx pun ikut mengkritik terhadap kritik agama Feuerbach. Kritik Feuerbach membebaskan Marx dari pancaran pesona Hegel. Menurut Marz, manusiayang membentuk agama, bukan agama yang membentuk manusia. Menurutnya Agama hanyalah tanda keterasingan manusai tetapi bukan dasarnya. Agama hanyalah pelarian karena realitas memaksa manusia untuk melarikan diri. Agama adalah realisasi hakikat manusia dalam angan-angan karena hakikat mansia tidak mempunyai realitas yang sungguh-sungguh.
Marx pun ikut mengkritik terhadap kritik agama Feuerbach. Kritik Feuerbach membebaskan Marx dari pancaran pesona Hegel. Menurut Marz, manusiayang membentuk agama, bukan agama yang membentuk manusia. Menurutnya Agama hanyalah tanda keterasingan manusai tetapi bukan dasarnya. Agama hanyalah pelarian karena realitas memaksa manusia untuk melarikan diri. Agama adalah realisasi hakikat manusia dalam angan-angan karena hakikat mansia tidak mempunyai realitas yang sungguh-sungguh.
Berbicara mengenai revolusi, Marx menegaskan bahwa tidak mungkin
revolusi itu disulut oleh filsafat semata. Evolusi membutuhkan unsur pasif,
dasar material. Tetapi apakah rakyat benar-benar merindukan revolusi? Kalau
rakyat benar-benar ditindas, dia tentu ingin berevolusi. Sedangkan apabila dia
tidak mau berrevolusi, berarti kondisinya memang belum matang. Revolusi menurut
Marx dan merupakan hal sangat saya suka adalah revolusi manusiawi, artinya
radikal, tidak hanya politis. Marx bertolak dari pengandaian bahwa akan
menghancurkan kekuasaan yang dirasakan paling menindas. Tetapi apakah ada kelas
yang tidak ditindas oleh satu kelas saja, lalu revolusi emlawan kelas itu, lalu
berkoalisi denagn kelas lain yang merasa sama ditindas, kemudian dia menjadikan
dirinya sebagai penguasa baru? Kelas yang dicari Marx adalah kelas yang
terindas tidak hanya sebagin tetapi total, harus berlawanan tidak dengan
sebagian masyarakat, tetapi denagn semua lapisan masyarakat. Kelas itu tidak
hanya mengalami macam-macam penghinaan, tetapi mesti kehilangan kemanusiaannya.
Hanya kelas seperti itu yang dapat melakukan revolusi radikal yang
mengmansipasikan manusai seluruhnya, tanpa menciptakan struktur kekuasaan kelas
atas baru atas kelas-kelas lain. Berrevolusi berarti pembubaran suatu sistem
atau golongan tertentu. Pembubaran masyarakat sabgai olongan tersendiri itu
dinamakan proletariat.
Dalam proletariat yang baru diakui, Marx menemukan kelas yang dicarinya. Kelas yang mendesak kea rah pikiran radikal, yang mempunyai kebutuhan bukan akan revolusi parsial tetapi revolusi total. Maka proletariatlah ayng menjadi partner filsafat dalam karya emansipasi manusia. Ada sitilah Marx yang mengatakan “Apabila filosof dan proletariat bertemu, revolusi mesti pecah.”
Dalam proletariat yang baru diakui, Marx menemukan kelas yang dicarinya. Kelas yang mendesak kea rah pikiran radikal, yang mempunyai kebutuhan bukan akan revolusi parsial tetapi revolusi total. Maka proletariatlah ayng menjadi partner filsafat dalam karya emansipasi manusia. Ada sitilah Marx yang mengatakan “Apabila filosof dan proletariat bertemu, revolusi mesti pecah.”
Hal inti yang saya ambil dari buku Pemikiran Karl Marx Karangan
Franz Magnis-Suseno adalah mengetahui bagaimana pemikiran-pemikiran Karl Marx
tentang revolusi (hal yang mungkin cocok untuk menata ulang Indonesia),
proletariat, stateless (bahwa memungkinakn di dunia ini tidak perlu ada negara,
dengan catatan semua pnduduk berada di kelas yang sama ), determinasi ekonomi
(sejarah manusia dari ekonomi, jika manusia sudah mengerti ekonomi, maka tidak
perlu ada negara), negara berpusat pada masyarakat yang menang yaitu kapitalis.
Membaca buku ini membuat saya membuka mata bahwasannya marxisme dan
komunisme itu berbeda. Dan marxisme juga komunisme tidaklah mengerikan dan
sedahsyat yang dikhawatirkan Orde Baru. Juga saya menjadi mengerti mengapa Orde
Lama seolah-olah membiarkan komunisme tumbuh di Indoensia.
0 komentar:
Posting Komentar